Mengenal ISCC Lebih Dalam Beserta Ruang Lingkupnya

Zahrotul Oktaviani • Oct 11, 2022

Upaya untuk menggantikan penggunaan sumber daya fosil dengan sumber daya terbarukan akhir-akhir ini menjadi hal yang massif digaungkan. Sumber daya fosil atau bahan bakar fosil dihasilkan oleh fosil hewan, tumbuhan, jasad renik lautan, maupun organisme lain yang telah mati jutaan tahun yang lalu. Yang termasuk jenis sumber daya ini antara lain batu bara, minyak bumi, gas alam, minyak serpih, bitumen, pasir tar dan minyak berat.


Ketergantungan atau kecenderungan penggunaan bahan bakar jenis ini harus dihentikan dan diganti, mengingat  sifatnya yang tidak dapat diperbarui, sehingga akan habis. Adapun energi terbarukan merupakan sumber energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak akan habis, karena terbentuk melalui proses alam yang berkelanjutan. Salah satu yang termasuk dalam energi terbarukan adalah biomassa, yang terbentuk dari pepohonan, rumput, limbah pertanian, limbah hutan, kotoran ternak dan tinja.


Untuk memastikan penghematan efek gas rumah kaca dari segala jenis produksi biomasa, diperlukan beberapa sertifikasi, salah satunya adalah International Sustainability & Carbon Certification (ISCC). ISCC merupakan sertifikasi bertaraf internasional pertama untuk membuktikan biomassa yang digunakan bersifat berkelanjutan dan dapat dilacak rantai pasoknya.


Dalam hal sertifikasi ISCC ini, ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan, seperti ruang lingkupnya. Di bawah ini merupakan beberapa kategori berdasarkan ruang lingkup akreditasi yang dimiliki oleh PT QSI:

International Sustainability & Carbon Certification (ISCC)

ISCC EU

Sister sertifikasi ISCC ini memastikan keberlanjutan bahan baku dan produk untuk berbagai pasar. Termasuk di antaranya adalah bioenergy (biofuel cair, gas dan bioliquid), makanan, pakan dan pasar kimia/teknis. Khususnya di pasar bioenergy dan kimia/teknis, bahan baku terbarukan semakin dianggap sebagai alternatif yang layak dan ramah iklim dibandingkan bahan baku fosil.

Sertifikasi ISCC EU dapat diterapkan untuk menunjukkan kepatuhan pada persyaratan hukum Renewable Energy Directive 2009/28/EC yang diamandemenkan  melalui Directive (EU) 2015/1513 (RED), serta Fuel Quality Directive 2009/30/EC yang diubah melalui Directive (EU) 2015/1513 (FQD)2 untuk seluruh Negara Anggota Uni Eropa (UE).


ISCC PLUS

Sama seperti ISCC EU, ISCC Plus merupakan system sertifikasi yang berguna untuk memastikan keberlanjutan bahan baku dan produk untuk berbagai pasar. Di antaranya adalah bioenergy (cair, gas dan liquid), makanan, pakan dan pasar kimir/teknis.

Bedanya, ISCC Plus merupakan system sertifikasi yang berlaku untuk semua pasar yang tidak diatur oleh REF dan FQD. Misalnya, pasar makanan, pakan, kimia/teknis, maupun bioenergy, di luar Uni Eropa. ISCC Plus mencakup persyaratan yang sama dengan ISCC EU, namun dapat disesuaikan lebih lanjut dengan aplikasi tampabah dari pengaya sukarela.


ISCC CORSIA

CORSIA merupakan singkatan Carbon Offsetting and Reporting Scheme for International Aviation atau upaya mengurangi emisi CO2 untuk penerbangan internasional. Hal ini telah disepakati awal tahun 2021 di bawah naungan International Aviation Organization (ICAO). CORSIA menawarkan cara untuk mengurangi emisi dari penerbangan internasional, meminimalkan distorsi pasar, sembari menghormati keadaan khusus dan kemampuan masing-masing Negara Anggota ICAO.

Sektor penerbangan Internasional di bawah naungan ICAO mengeluarkan target pencapaian ‘Carbon Neutral Growth’ pada 2021 dan target jangka panjang tahun 2050, yaitu tercapainya penurunan emisi sebesar 50% di bawah level emisi tahun 2005. CORSIA berupaya mengimbangi jumlah emisi CO2 yang tidak dapat dikurangi melalui penggunaan teknologi, peningkatan operasional, serta memanfaatkan bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan dengan unit emisi dari pasar karbon.


Japan FIT 

Sertifikasi Japan FIT (Biomass) digunakan oleh operator yang memproduksi, membeli dan mengimpor biomassa ke Jepang di bawah sistem Feed in Tariff (FIT) Jepang. Sertifikasi FIT (Biomass) Jepang  ini berlaku untuk operator yang memproduksi, memproses dan memperdagangkan biomassa, termasuk minyak nabati, residu dan produk akhir, yang ditujukan untuk pembangkit listrik di Jepang.

low angle view building plane flying near it sky

Saat ini, PT Qualitas Sertifikasi Indonesia merupakan salah satu perusahaan sustainable certification yang menyediakan layanan sertifikasi ISCC EU, ISCC PLUS, ISCC CORSIA, maupun Japan Fit. Untuk informasi lebih lanjut seputar sertifikasi ISCC atau biomasa , bisa langsung klik link ini ya.

09 Sep, 2024
Indonesia sedang bergerak cepat dalam memajukan penggunaan biodiesel, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Bahkan, Indonesia ditargetkan menjadi produsen terbesar Sustainable Aviation Fuel (SAF) di ASEAN. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, Indonesia akan menyuplai 5% kebutuhan avtur di kawasan tersebut. Program Mandatori Biodiesel yang selama ini dijalankan telah sukses, dan akan dilanjutkan dengan B40 yang siap diluncurkan pada Januari 2025. Semua ini bagian dari komitmen besar Indonesia dalam mendorong energi bersih dan mempercepat transisi energi. Di sisi regulasi, pemerintah juga telah menerbitkan beberapa aturan penting, termasuk Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon dan peluncuran Bursa Karbon (IDX Carbon) pada September 2023. Langkah ini diharapkan bisa menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 100 juta ton CO2 pada tahun 2030. Serius banget, kan? Tidak mau ketinggalan, PT Pertamina Patra Niaga juga sudah mencapai tonggak besar dengan meraih sertifikasi ISCC untuk SAF serta produk energi terbarukan lainnya seperti minyak goreng bekas (UCO) dan hydrotreated vegetable oil (HVO). Ini artinya, pelanggan Pertamina sekarang bisa dengan bangga mengklaim pengurangan emisi karbon dari produk SAF yang mereka gunakan. Dan yang lebih keren lagi, terminal avtur di Ngurah Rai, Bali, sudah siap mendukung acara besar Bali International Air Show 2024 yang akan memperluas penggunaan SAF Pertamina di pasar internasional!
By Muhammad Imam Taufik 25 Jul, 2024
As the world grapples with the escalating plastic pollution crisis, innovative solutions are emerging from unexpected quarters. Ocean Bound Plastic (OBP) — plastic waste at risk of entering the oceans — is increasingly being harnessed as a valuable resource for creating new, sustainable products. This transformation is not only helping to clean our oceans but also driving a new wave of eco-conscious consumerism. Leading brands across various industries are incorporating OBP into their products, demonstrating a commitment to environmental stewardship and setting new standards for sustainability.  This article explores several groundbreaking products crafted from ocean bound plastic, showcasing how businesses are turning environmental challenges into opportunities for innovation and market differentiation.
By Muhammad Imam Taufik 25 Jul, 2024
Mismanaged plastic waste refers to plastic materials that are not collected, recycled, or disposed of properly, ultimately ending up in the natural environment. This waste is a growing global crisis, with devastating consequences for ecosystems, wildlife, and human communities. Particularly concerning is the plastic waste located near rivers, coastlines, and shores, as well as the plastic already in the ocean that is accidentally caught using fishing gear. This article explores the specific impacts of mismanaged plastic waste in these vulnerable areas and how Ocean Bound Plastic (OBP) certification can address and mitigate these issues.
Show More
Share by: