Produk-produk Ini Bisa Buka Peluang Ekspor dengan ISCC

Zahrotul Oktaviani • Oct 17, 2022
palm trees palm oil plantation south east asia

ISCC atau International Sustainability and Carbon Certification merupakan salah organisasi multi-stakeholder independent, yang menyediakan sistem sertifikasi. Sistem ini berlaku secara global, untuk tujuan keberlanjutan bahan baku dan produk, ketertelusuran melalui rantai pasokan, serta penentuan emisi dan penghematan gas rumah kaca. Hal ini diperlukan sebagai bentuk kontribusi implementasi produksi yang berkelanjutan, baik secara lingkungan, sosial dan ekonomi, maupun penggunaan semua jenis biomassa dalam rantai pasokan global.


Dalam upaya keberlanjutan dan pengurangan emisi, sejumlah ruang lingkup pun diberlakukan, seperti ISCC EU, ISCC PLUS, ISCC CORSIA, serta Japan FIT. Sertifikasi ISCC ini dapat digunakan untuk segala bentuk biomassa, seperti tanaman klasik untuk produksi energi yaitu tebu, jagung, kedelai, hingga kelapa sawit.


Dengan adanya sertifikasi ini, membuka peluang bagi pengusaha ataupun pengekspor untuk memperluas pasarnya. Kepercayaan yang didapat dari konsumen dengan adanya sertifikasi  menjadi nilai lebih yang bisa ditawarkan.

oil palm seed with cooking palm oil glass bowl

Dari sekian banyak produk yang bisa ditawarkan kepada pasar, utamanya pasar global, berikut ini beberapa yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan:


Pasar Minyak Kelapa Sawit atau Crude Palm Oil (CPO)

Sistem sertifikasi ISCC menawarkan pasar CPO yang sangat luas. Hal ini tidak hanya menguntungkan dari segi pasar, namun juga harga yang bersaing. ISCC memiliki kelebihan karena mencakup seluruh rantai pasokan, mulai dari lapangan hingga ke konsumen, sehingga memastikan keterlacakan seluruh rantai pasokan. Tak hanya itu, ISCC menjamin audit yang efektif dan efisien, serta menawarkan dokumen system ISCC dan alat audit lain secara komprehensif.

Pada Juli 2011, Komisi Eropa mengakui ISCC sebagai salah satu skema sertifikasi pertama yang menunjukkan kepatuhan pada persyaratan Renewable Energy Directive (RED) di Uni Eropa.


Biomasa Cangkang Sawit

Biomasa merupakan salah satu sumber energi terbarukan dengan peluang yang dinilai sangat potensial dalam pasokan energi global. Saat ini, banyak industry yang beralih ke cangkang sawit dari batu bara. Cangkang sawit ini sebelumnya merupakan limbah industry sebagai bahan bakar.

Pemerintah Indonesia pun berupaya mendorong untuk mengekspor biomassa ke Jepang, sebagai salah satu cara memanfaatkan peluang dan pasar yang ada. Bahkan, diharapkan cangkang sawit ini dapat menjadi salah satu komoditas ekspor yang unggul.

Selain cangkang sawit, beberapa produk lain yang terbuka pasarnya di Jepang adalah tangkai kelapa sawit (palm husk) dan pelet kayu  (woodpelet), yang memiliki potensi sebagai bahan bakar industry biomassa. Jepang menargetkan peningkatan energi terbarukan sekitar 22-24 persen pada 2030.


Kemasan

ISCC tidak hanya berkutat pada produk-produk energi terbarukan, namun juga berupaya berkontribusi pada pasar kemasan suatu produk. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi kemasan ini harus dipastikan mengurangi jejak karbon produk.


Pangan

Bahan dasar yang digunakan untuk mengolah sebuah produk panganan juga perlu dilakukan sertifikasi ISCC untuk memastikan pengurangan emisinya. Salah satu perusahaan minuman asal Hungaria, Hungrana AG, disebut mengajukan sertifikasi ISCC PLUS untuk pemanis berbahan dasar jagungnya. Jagung yang ditanam menurut enam prinsip ISCC PLUS ini digunakan dalam berbagai produk untuk industri makanan dan pakan.

seeds sweet corn wooden table

Selain empat contoh produk di atas, masih ada produk-produk lain yang berpotensi besar untuk diekspor dan membuka jalan dengan sertifikasi ISCC. PT Qualitas Sertifikasi Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang menyediakan layanan sertifikasi ISCC EU, ISCC PLUS, Corsia maupun Japan Fit.



Untuk informasi lebih lanjut akan sertifikasi ini maupun penjelasan lain, temen-temen bisa klik link ini dan hubungi kontak yang tersedia.

09 Sep, 2024
Indonesia sedang bergerak cepat dalam memajukan penggunaan biodiesel, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Bahkan, Indonesia ditargetkan menjadi produsen terbesar Sustainable Aviation Fuel (SAF) di ASEAN. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, Indonesia akan menyuplai 5% kebutuhan avtur di kawasan tersebut. Program Mandatori Biodiesel yang selama ini dijalankan telah sukses, dan akan dilanjutkan dengan B40 yang siap diluncurkan pada Januari 2025. Semua ini bagian dari komitmen besar Indonesia dalam mendorong energi bersih dan mempercepat transisi energi. Di sisi regulasi, pemerintah juga telah menerbitkan beberapa aturan penting, termasuk Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon dan peluncuran Bursa Karbon (IDX Carbon) pada September 2023. Langkah ini diharapkan bisa menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 100 juta ton CO2 pada tahun 2030. Serius banget, kan? Tidak mau ketinggalan, PT Pertamina Patra Niaga juga sudah mencapai tonggak besar dengan meraih sertifikasi ISCC untuk SAF serta produk energi terbarukan lainnya seperti minyak goreng bekas (UCO) dan hydrotreated vegetable oil (HVO). Ini artinya, pelanggan Pertamina sekarang bisa dengan bangga mengklaim pengurangan emisi karbon dari produk SAF yang mereka gunakan. Dan yang lebih keren lagi, terminal avtur di Ngurah Rai, Bali, sudah siap mendukung acara besar Bali International Air Show 2024 yang akan memperluas penggunaan SAF Pertamina di pasar internasional!
By Muhammad Imam Taufik 25 Jul, 2024
As the world grapples with the escalating plastic pollution crisis, innovative solutions are emerging from unexpected quarters. Ocean Bound Plastic (OBP) — plastic waste at risk of entering the oceans — is increasingly being harnessed as a valuable resource for creating new, sustainable products. This transformation is not only helping to clean our oceans but also driving a new wave of eco-conscious consumerism. Leading brands across various industries are incorporating OBP into their products, demonstrating a commitment to environmental stewardship and setting new standards for sustainability.  This article explores several groundbreaking products crafted from ocean bound plastic, showcasing how businesses are turning environmental challenges into opportunities for innovation and market differentiation.
By Muhammad Imam Taufik 25 Jul, 2024
Mismanaged plastic waste refers to plastic materials that are not collected, recycled, or disposed of properly, ultimately ending up in the natural environment. This waste is a growing global crisis, with devastating consequences for ecosystems, wildlife, and human communities. Particularly concerning is the plastic waste located near rivers, coastlines, and shores, as well as the plastic already in the ocean that is accidentally caught using fishing gear. This article explores the specific impacts of mismanaged plastic waste in these vulnerable areas and how Ocean Bound Plastic (OBP) certification can address and mitigate these issues.
Show More
Share by: