Perbedaan Energi Terbarukan (Renewable Energy): Biomassa, Biogas, Biofuel, Bioetanol, dan Biodiesel

Zahrotul Oktaviani • Aug 18, 2022

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kebutuhan akan energi merupakan hal yang tidak bisa terpisahkan. Saat ini, sumber energi terbarukan menjadi hal yang kerap diperbincangkan dan popular, di tengah upaya untuk menghentikan ketergantungan pada sumber energi fosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Seperti kita ketahui, sumber energi fosil jumlahnya terbatas dan memberikan dampak buruk bagi lingkungan.


Sumber energi terbarukan dianggap sebagai solusi dan pilihan saat ini, dengan tujuan agar menjaga lingkungan sekaligus memanfaatkan sumber daya alam maupun makhluk hidup yang ada di bumi. Sumber energi alam antara lain matahari, angin, air dan panas bumi. Sementara sumber energi dari makhluk hidup ini ada banyak jenisnya, mulai dari biomassa, biogas, biofuel, bioetanol, serta biodiesel. Lantas, apa perbedaan masing-masing sumber energi ini?


Biomassa

Pertama, biomassa merupakan bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, berupa produk maupun buangan. Contoh bahan dasarnya adalah tanaman, pohon, ubi, rumput, kotoran ternak, tinja, limbah pertanian, dan sebagainya. Tidak seperti sumber-sumber alamiah lain seperti petroleum, batubara dan bahan bakar nuklir, biomassa adalah sumber energi  terbarukan yang berbasis pada siklus karbon.


Sumber energi biomassa ada yang bisa digunakan secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan bakar. Contoh bahan bakar biomassa yang dapat digunakan secara langsung sebagai bahan bakar pemanas atau sumber tenaga antara lain briket arang, briket sekam padi, briket ranting dan daun kering. Sementara, pemanfaatan secara tidak langsung dengan dicampur dengan bahan lain, seperti premium maupun solar, sebelum digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Atau, cara lainnya adalah dengan mengkonversi biomassa menjadi DME (Dimethyl Ether) yang memiliki karakteristik mirip dengan LPG agar dapat dimanfaatkan dalam rumah tangga.


Biofuel

Secara umum, salah satu bahan bakar yang berasal dari biomassa adalah biofuel. Biofuel merupakan cairan atau gas yang berfungsi sebagai bahan bakar transportasi yang berasal dari biomassa. Sumber energi ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu biogas, bioetanol dan biodiesel. Sama seperti biomassa, biofuel merupakan sumber energi ramah lingkungan yang terbuat dari materi hidup, biasanya tanaman. Namun, ada beberapa hal yang membedakan jenis-jenis biofuel ini.


Bioetanol

Bioetanol misalnya, merupakan cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat (jenis selulosa) dengan menggunakan bantuan mikroba. Sumber energi ini diproduksi dari tanaman yang mengandung selulosa, seperti gandum, tebu, jagung, singkong, ubi, buah-buahan, hingga limbah sayuran. Bioetanol ini bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar, namun dicampur dengan bensin dengan takaran tertentu.


Biodiesel

Selanjutnya, biodiesel merupakan bahan bakar yang terbuat dari minyak tanaman, seperti minyak kedelai, minyak rapeseed, minyak buah jarak, bahkan minyak bunga matahari. Di Hawaii dan Jepang, biodiesel dibuat dari minyak goreng bekas (minyak jelantah). Berbeda di Indonesia, kebanyakan biodiesel dihasilkan dari minyak sawit mentah. Biodiesel juga bisa dibuat dari minyak hewan, namun kebanyakan negara membuatnya dari tumbuh-tumbuhan. Biodiesel bisa berfungsi untuk menggantikan bahan bakar kendaraan bermotor.


Biogas

Biogas sendiri merupakan bahan bakar dari hasil fermentasi sampah tumbuhan atau kotoran, baik manusia atau hewan. Saat dilakukan proses fermentasi, sampah atau kotoran itu akan mengeluarkan gas, yang disebut dengan biogas itu. Biasanya, sumber energi ini digunakan untuk menyalakan listrik atau kompor.

Recent posts

By Muhammad Imam Taufik 28 Oct, 2024
PT Qualitas Sertifikasi Indonesia is proud to announce its approval by PCX Solutions as a Validation and Verification Body (VVB) for the Plastic Pollution Reduction Standard (PPRS) . This approval allows us to conduct thorough assessments to ensure that projects aimed at reducing plastic waste meet the standards set by the Philippines-based organization. As an approved VVB, PT Qualitas Sertifikasi Indonesia will be eligible for validating and verifying plastic waste reduction and offset projects globally. This involves assessing the accuracy and impact of these projects, ensuring they align with the high standards of the PPRS. "We are excited to contribute to the growing momentum towards a more circular economy,” said Hilman Syehbastian , Textile & Plastic Program Coordinator at PT Qualitas Sertifikasi Indonesia. "This strategic development not only enhances businesses' offerings but also opens up new business opportunities in the rapidly evolving sustainability market. By being able to validate and verify their efforts in reducing plastic waste, businesses can effectively differentiate themselves and strengthen their market position while showcasing their commitment to sustainability." added Hilman. This new approval reinforces our commitment to providing trustworthy certification services, enabling businesses to align with specific standards while seizing new market opportunities. For more info, please visit www.qualitasertifikasi.com .
09 Sep, 2024
Indonesia sedang bergerak cepat dalam memajukan penggunaan biodiesel, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Bahkan, Indonesia ditargetkan menjadi produsen terbesar Sustainable Aviation Fuel (SAF) di ASEAN. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, Indonesia akan menyuplai 5% kebutuhan avtur di kawasan tersebut. Program Mandatori Biodiesel yang selama ini dijalankan telah sukses, dan akan dilanjutkan dengan B40 yang siap diluncurkan pada Januari 2025. Semua ini bagian dari komitmen besar Indonesia dalam mendorong energi bersih dan mempercepat transisi energi. Di sisi regulasi, pemerintah juga telah menerbitkan beberapa aturan penting, termasuk Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon dan peluncuran Bursa Karbon (IDX Carbon) pada September 2023. Langkah ini diharapkan bisa menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 100 juta ton CO2 pada tahun 2030. Serius banget, kan? Tidak mau ketinggalan, PT Pertamina Patra Niaga juga sudah mencapai tonggak besar dengan meraih sertifikasi ISCC untuk SAF serta produk energi terbarukan lainnya seperti minyak goreng bekas (UCO) dan hydrotreated vegetable oil (HVO). Ini artinya, pelanggan Pertamina sekarang bisa dengan bangga mengklaim pengurangan emisi karbon dari produk SAF yang mereka gunakan. Dan yang lebih keren lagi, terminal avtur di Ngurah Rai, Bali, sudah siap mendukung acara besar Bali International Air Show 2024 yang akan memperluas penggunaan SAF Pertamina di pasar internasional!
By Muhammad Imam Taufik 25 Jul, 2024
As the world grapples with the escalating plastic pollution crisis, innovative solutions are emerging from unexpected quarters. Ocean Bound Plastic (OBP) — plastic waste at risk of entering the oceans — is increasingly being harnessed as a valuable resource for creating new, sustainable products. This transformation is not only helping to clean our oceans but also driving a new wave of eco-conscious consumerism. Leading brands across various industries are incorporating OBP into their products, demonstrating a commitment to environmental stewardship and setting new standards for sustainability.  This article explores several groundbreaking products crafted from ocean bound plastic, showcasing how businesses are turning environmental challenges into opportunities for innovation and market differentiation.
By Muhammad Imam Taufik 25 Jul, 2024
Mismanaged plastic waste refers to plastic materials that are not collected, recycled, or disposed of properly, ultimately ending up in the natural environment. This waste is a growing global crisis, with devastating consequences for ecosystems, wildlife, and human communities. Particularly concerning is the plastic waste located near rivers, coastlines, and shores, as well as the plastic already in the ocean that is accidentally caught using fishing gear. This article explores the specific impacts of mismanaged plastic waste in these vulnerable areas and how Ocean Bound Plastic (OBP) certification can address and mitigate these issues.

Drop us a line!

Contact Us

Share

09 Sep, 2024
Indonesia sedang bergerak cepat dalam memajukan penggunaan biodiesel, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Bahkan, Indonesia ditargetkan menjadi produsen terbesar Sustainable Aviation Fuel (SAF) di ASEAN. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, Indonesia akan menyuplai 5% kebutuhan avtur di kawasan tersebut. Program Mandatori Biodiesel yang selama ini dijalankan telah sukses, dan akan dilanjutkan dengan B40 yang siap diluncurkan pada Januari 2025. Semua ini bagian dari komitmen besar Indonesia dalam mendorong energi bersih dan mempercepat transisi energi. Di sisi regulasi, pemerintah juga telah menerbitkan beberapa aturan penting, termasuk Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon dan peluncuran Bursa Karbon (IDX Carbon) pada September 2023. Langkah ini diharapkan bisa menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 100 juta ton CO2 pada tahun 2030. Serius banget, kan? Tidak mau ketinggalan, PT Pertamina Patra Niaga juga sudah mencapai tonggak besar dengan meraih sertifikasi ISCC untuk SAF serta produk energi terbarukan lainnya seperti minyak goreng bekas (UCO) dan hydrotreated vegetable oil (HVO). Ini artinya, pelanggan Pertamina sekarang bisa dengan bangga mengklaim pengurangan emisi karbon dari produk SAF yang mereka gunakan. Dan yang lebih keren lagi, terminal avtur di Ngurah Rai, Bali, sudah siap mendukung acara besar Bali International Air Show 2024 yang akan memperluas penggunaan SAF Pertamina di pasar internasional!
By Muhammad Imam Taufik 25 Jul, 2024
As the world grapples with the escalating plastic pollution crisis, innovative solutions are emerging from unexpected quarters. Ocean Bound Plastic (OBP) — plastic waste at risk of entering the oceans — is increasingly being harnessed as a valuable resource for creating new, sustainable products. This transformation is not only helping to clean our oceans but also driving a new wave of eco-conscious consumerism. Leading brands across various industries are incorporating OBP into their products, demonstrating a commitment to environmental stewardship and setting new standards for sustainability.  This article explores several groundbreaking products crafted from ocean bound plastic, showcasing how businesses are turning environmental challenges into opportunities for innovation and market differentiation.
By Muhammad Imam Taufik 25 Jul, 2024
Mismanaged plastic waste refers to plastic materials that are not collected, recycled, or disposed of properly, ultimately ending up in the natural environment. This waste is a growing global crisis, with devastating consequences for ecosystems, wildlife, and human communities. Particularly concerning is the plastic waste located near rivers, coastlines, and shores, as well as the plastic already in the ocean that is accidentally caught using fishing gear. This article explores the specific impacts of mismanaged plastic waste in these vulnerable areas and how Ocean Bound Plastic (OBP) certification can address and mitigate these issues.
Show More
Share by: