Tetap Berbisnis Tekstil Sembari Menjaga Keberlanjutan Lingkungan

Zahrotul Oktaviani • Sep 14, 2022

Tahun ini, industri tekstil atau garmen Indonesia ternyata telah mencapai satu abad. Hal ini dimulai dengan berdirinya Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) pada 1922. Menurut Kementerian Perindustrian (Kemenperin), TIB ini menjadi cikal bakal institusi pelayanan jasa industri, yaitu Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil (BBSPJIT). Balai ini juga membidani pendidikan vokasi tekstil tertua di Indonesia, yang sekarang bernama Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung.


Di usianya yang 100 tahun ini, Kemenperin memperkirakan industri garmen akan tumbuh di level 10,44 persen pada kuartal pertama 2022. Adanya pertumbuhan itu didorong oleh lonjakan permintaan yang terjadi pada bulan Ramadhan 2022. Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki, Elis Masitoh, menyebut volume permintaan industri pakaian jadi pada Ramadhan 2022 sekitar 70 sampai 75 persen dari masa pra-pandemi COVID-19.

Di samping itu, data lain menunjukkan industri tekstil Indonesia terus mengalami peningkatan pada 2017 hingga 2019. Di lingkup negara-negara ASEAN, Indonesia menempati peringkat ke 12 negara yang melakukan ekspor tekstil dan pakaian. Dalam rentang waktu yang sama, secara global Indonesia masuk ke dalam 10 negara terbesar dalam memproduksi tekstil dan pakaian. Pertumbuhan industri garmen dan tekstil di Indonesia terus berkembang ke pasar global dengan pendapatan sebesar 39,22 miliar dolar AS, volumenya mencapai 8.343,76 kilo metrik ton pada 2019 dan CAGR sebesar 5,74 persen.


Di tengah kabar baik dan ekspor tekstil yang terus berlanjut, beberapa pihak termasuk Pemerintah Indonesia juga berupaya untuk memperhatikan lingkungan dan keberlanjutannya. Organisasi nirlaba Cotton Council International (CCI) Indonesia contohnya, berupaya mendorong industri tekstil Tanah Air untuk mengedepankan keberlanjutan. 


Dari sisi pemerintah, BBSPJIT disebut melakukan kolaborasi dengan Dewan Serat Indonesia. Tujuannya, untuk membangun kembali ekosistem pengembangan serat alam sebagai alternatif pengganti bahan baku tekstil yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kemenperin juga mendukung penerapan teknologi pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT), untuk mendukung peningkatan produktivitas dengan tetap menggunakan pendekatan ramah lingkungan dan keberlanjutan secara global. Penerapan teknologi industri hijau dinilai mampu memacu efektivitas dan efisiensi dalam proses produksi di sektor manufaktur.

Dalam skala global, kini terkenal dengan istilah Circular Textile. Hal ini muncul akibat kekhawatiran melihat pakaian saat ini diproduksi, dikonsumsi dan dengan cepat dibuang lebih dari sebelumnya. Sejak 1975, produksi serat tekstil global disebut-sebut telah meningkat tiga kali lipat. Skema ini mengupayakan penggunaan bahan secara berlebih dengan cara mendaur ulang (recycling) pakaian yang sudah tidak terpakai agar tidak menambah limbah tekstil. Hal ini juga mengupayakan peralihan fast fashion, atau perubahan mode yang cepat dan volume yang masif, ke produk dengan kualitas lebih tinggi dan masa pakai lebih lama. Beberapa kota, seperti Amsterdam dan Milan, disebut telah mengambil langkah pertama untuk merangsang industri mode mereka lebih sirkular.

Informasi lebih lanjut seputar tekstil ini bisa teman-teman lihat di media sosial QSI atau hubungi nomor yang tertera ya. Kita akan sajikan lebih banyak informasi seputar tekstil dan keberlanjutannya.

09 Sep, 2024
Indonesia sedang bergerak cepat dalam memajukan penggunaan biodiesel, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Bahkan, Indonesia ditargetkan menjadi produsen terbesar Sustainable Aviation Fuel (SAF) di ASEAN. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, Indonesia akan menyuplai 5% kebutuhan avtur di kawasan tersebut. Program Mandatori Biodiesel yang selama ini dijalankan telah sukses, dan akan dilanjutkan dengan B40 yang siap diluncurkan pada Januari 2025. Semua ini bagian dari komitmen besar Indonesia dalam mendorong energi bersih dan mempercepat transisi energi. Di sisi regulasi, pemerintah juga telah menerbitkan beberapa aturan penting, termasuk Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon dan peluncuran Bursa Karbon (IDX Carbon) pada September 2023. Langkah ini diharapkan bisa menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 100 juta ton CO2 pada tahun 2030. Serius banget, kan? Tidak mau ketinggalan, PT Pertamina Patra Niaga juga sudah mencapai tonggak besar dengan meraih sertifikasi ISCC untuk SAF serta produk energi terbarukan lainnya seperti minyak goreng bekas (UCO) dan hydrotreated vegetable oil (HVO). Ini artinya, pelanggan Pertamina sekarang bisa dengan bangga mengklaim pengurangan emisi karbon dari produk SAF yang mereka gunakan. Dan yang lebih keren lagi, terminal avtur di Ngurah Rai, Bali, sudah siap mendukung acara besar Bali International Air Show 2024 yang akan memperluas penggunaan SAF Pertamina di pasar internasional!
By Muhammad Imam Taufik 25 Jul, 2024
As the world grapples with the escalating plastic pollution crisis, innovative solutions are emerging from unexpected quarters. Ocean Bound Plastic (OBP) — plastic waste at risk of entering the oceans — is increasingly being harnessed as a valuable resource for creating new, sustainable products. This transformation is not only helping to clean our oceans but also driving a new wave of eco-conscious consumerism. Leading brands across various industries are incorporating OBP into their products, demonstrating a commitment to environmental stewardship and setting new standards for sustainability.  This article explores several groundbreaking products crafted from ocean bound plastic, showcasing how businesses are turning environmental challenges into opportunities for innovation and market differentiation.
By Muhammad Imam Taufik 25 Jul, 2024
Mismanaged plastic waste refers to plastic materials that are not collected, recycled, or disposed of properly, ultimately ending up in the natural environment. This waste is a growing global crisis, with devastating consequences for ecosystems, wildlife, and human communities. Particularly concerning is the plastic waste located near rivers, coastlines, and shores, as well as the plastic already in the ocean that is accidentally caught using fishing gear. This article explores the specific impacts of mismanaged plastic waste in these vulnerable areas and how Ocean Bound Plastic (OBP) certification can address and mitigate these issues.
Show More
Share by: